Minyak jelantah (minyak goreng bekas) adalah minyak bekas pemakaian dalam penggorengan rumah tangga yang sudah tidak dapat dipakai lagi, baik itu minyak sayur, minyak goreng, minyak jagung, dsb. Penggunaan minyak yang digunakan secara terus-menerus dapat menyebabkan kanker. Sehingga hal itulah yang menyebabkan banyak orang yang membuang minyak ini yang dianggap sudah tidak berguna lagi. Namun siapa sangka minyak yang kita anggap sudah tidak berguna ini, bisa diolah kembali menjadi bahan bakar biodiesel.
Banyaknya penggunaan BBM tentu akan membuat jumlah BBM menjadi semakin menipis, hingga akhirnya mengalami kelangkaan. Hal inilah yang mungkin menjadi dasar bagi orang-orang untuk mencari bahan bakar alternatif yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan. Dan bahan bakar biodiesel dari minyak jelantah ini juga dapat dibuat oleh masyarakat kecil tanpa harus menunggu produksi dari pertamina.
Adapun bahan-bahan untuk membuat biodiesel, yaitu dengan mencampurkan minyak jelantah dengan NaOH dan methanol 99% (spirtus) yang kemudian dipanaskan ke dalam panci bersuhu 100 derajat selama 15 menit untuk menguapkan sisa methanol. Hasilnya, biodiesel yang diuji cobakan pada mobil dapat berjalan layaknya menggunakan solar, seperti uji coba yang dilakukan oleh mahasiswa Surabaya yang berhasil membuat mobil berjalan dengan menggunakan biodiesel.
Bahan bakar biodiesel ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu ramah lingkungan, bahan bakar baru, pembakaran sempurna (bebas sulfur dan rendah jumlah bilanganasap), mengurangi efek rumah kaca, tidak mengandung bahan kimia beracun dan dapat dengan mudah dioperasikan pada mesin diesel standar. Wah.. ternyata minyak jelantah bisa menjadi barang yang ekonomis ya! Dan kini sudah banyak orang yang mencoba menggunakan bahan bakar biodiesel. Mulai sekarang, apakah anda mau tetap membuang minyak jelantah?
process of biodiesel |
Sumber : www.merdeka.com
irmalenz.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar